Jumat, 19 Desember 2014

Tugas Teknik Penulisan Media Elektronik

Mata kuliah Teknik Penulisan Media Elektronik saya dapatkan pada semester empat. Pada tugas kali ini saya diharuskan untuk membuat satu iklan suatu produk. Setelah memilih bersama dengan kelompok, akhirnya membuat iklan produk J.co yang menurut saya dan kelompok tepat. 

Ini adalah potongan video yang dibuat :)





A . Berita Untuk Media TV

Ada perbedaan antara menulis biasa dengan penulisan jurnalistik. Bahkan dalam jurnalistik pun dibedakan pula terdiri dari media yang digunakan. Kebetulan saya saat ini adalah produser berita di Trans TV. Jadi saya coba membagikan ilmu penulisan berita untuk TV yang saya geluti selama ini.

Berikut langkah- langkah untuk menulis berita di TV

1. Memilih Format Berita TV
    Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Untuk menentukan format mana yang akan dipilih, tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain:
Ketersediaan gambar dan momen terjadinya peristiwa atau perkembangan peristiwa yang akan diberitakan.

     Format-format berita itu antara lain:

a. Reader.

Ini adalah format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar ataupun grafik. Hal ini dapat terjadi karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline, dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.

b. Voice Over (VO).

Voice Over (VO) adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita, gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi narasi.

c. Natsound (natural sound, suara lingkungan).

Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya natsound tetap dipertahankan, untuk membangun suasana dari peristiwa yang diberitakan. Sebelum menulis naskah berita, tentu Reporter harus melihat dulu gambar yang sudah diperoleh, karena tetap saja narasi yang ditulis harus cocok dengan visual yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik).

d. Voice Over – Grafik.

Ini adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Namun, ketika presenter membaca tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau tulisan. Hal ini mungkin terpaksa dilakukan karena peristiwa yang diliput sedang berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang bisa ditayangkan.

e. Sound on Tape (SOT).

Ini adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite).m Format berita ini dipilih jika pernyataan narasumber dianggap lebih penting ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk narasi.

f. Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT).

VO-SOT adalah format berita TV yang memadukan voice over (VO) dan sound on tape (SOT). Lead in dan isi tubuh berita dibacakan presenter. Lalu di akhir berita dimunculkan soundbite dari narasumber sebagai pelengkap dari berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format VO-SOT dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk melengkapi narasi pada akhir berita. Total durasi diharapkan tak lebih dari 60 detik, di mana sekitar 40 detik untuk VO dan 20 detik untuk soundbite.

g. Package (PKG).

Package adalah format berita TV yang hanya lead in-nya yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah, yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan narasi. Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan dramatis.

h. Live on Cam.

Ini adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil liputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang relevan.  Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua berita perlu disiarkan secara langsung.

i. Live on Tape (LOT).

Live on Tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan kemudian. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya.

j.Live by Phone.

Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis. Jika tersedia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.

k. Phone Record

Ini adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan Live by Phone, hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat berita dilaporkan secara langsung.

l. Visual News.

Ini adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambar-gambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in, dan kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apa pun, seperti apa adanya. Format ini bisa dipilih jika gambarnya menarik, memiliki natural sound yang dramatis (misalnya: suara jeritan orang ketika terjadi bencana alam atau kerusuhan, dan sebagainya). Contoh berita yang layak menggunakan format ini: menit-menit pertama terjadinya bencana Tsunami di Aceh.


Struktur Penulisan Berita TV

Ada perbedaan besar antara menulis naskah berita untuk didengar (dengan telinga) dan menulis untuk dibaca (dengan mata). Narasi berita televisi yang baik memiliki awal (pembuka), pertengahan, dan akhir (penutup). Masing-masing bagian ini memiliki maksud tertentu.

Awal (pembuka). Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita yang mau disampaikan. Hal ini memberi suatu fokus dan alasan pada pemirsa untuk tertarik dan mau menyimak berita yang akan disampaikan.

Pertengahan. Karena semua rincian cerita tak bisa dijejalkan di kalimat-kalimat pertama, cerita dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini memberi rincian dari Lead dan menjawab hal-hal yang ingin diketahui oleh pemirsa. Untuk memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diri pada dua atau tiga hal penting saja di bagian tengah ini.

Akhir (penutup). Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang butir terpenting dari berita itu, manfaatnya bagi pemirsa, atau perkembangan peristiwa yang diharapkan akan terjadi.

Ini saja belum cukup. Masih ada yang namanya Rumus 5C dalam penulisan berita TV. Apa saja itu? Akan saya sambung dalam tulisan bagian kedua. Tenang saja, tidak lama lagi bagian itu akan segera hadir di sini.

B. Menulis Berita Radio


Menulis di Radio sangat berbeda dengan menulis di media cetak. Jika menulis berita di media cetak memerlukan detil dan kelengkapan maka menulis di radio lebih memerlukan pengemasan yang sederhana dan mudah ditangkap telinga. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penulisan berita di radio menurut Chet Chasselman (Hyde, 2004: 227).
Write for the Ear Rather than the Eye
Karena audiens radio tidak melihat tulisan tetapi mendengar suara maka penulisan berita hendaknya dibuat singkat/ sederhana; pilihan kata yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan seluruh target pendengar; jika ada statistika/ perhitungan/ angka-angka yang rumit sebaiknya disederhanakan.
Katakan dengan sederhana. Hindari nama tambahan, alamat, usia yang tidak perlu disebut, inisial, pekerjaan, yang akan membuat ‘kesleo’ saat membaca.
Ubah angka-angka dalam bentuk yang lebih simple. Misalnya, 1.526 orang menjadi lebih dari seribu lima ratus orang; 35.7 % menjadi hampir 36 persen.
Hindari menggunakan kata ganti. Lebih baik menyebut nama.
Hindari penggunaan kata sifat negatif
Avoid Confusing Words and Statements
Avoid Redundancy
Avoid Initials
Do not give addresses in news copy
Be careful to use official job titles
Be wary of badly cast sentences
Use Present Tense and Active Voice
Avoid Misused Allegedly

(sumber: http://wrplit.blogspot.com/2010/08/2-teknik-penulisan-berita.html)




Kreasi Baru Kuliner Khas Sunda di Kota Sukabumi


Siapa bilang nasi uduk kuliner khas sunda hanya berwarna putih dan kuning? Di Kota Sukabumi yang terkenal dengan Mochi nya yang lezat, lagi-lagi menciptakan sebuah kreasi baru dalam dunia kuliner. Nasi uduk berwarna ungu dan hijau mencolok yang menjadi sajian khas dari Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe yang beralamat di Jalan Brawijaya nomor 16 Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi ini memberikan sesuatu yang berbeda dari nasi uduk pada umumnya. Dengan cita rasa yang gurih dan aroma yang harum, ditambah lagi dengan warna nasi uduk nya yang unik, membuat semua orang penasaran ingin menyantapnya. Buka setiap hari pada pukul 09.00 hingga pukul 22.00 WIB, dengan harga yang terjangkau sekitar Rp.17.500 satu porsi, dan sudah komplit dengan tambahan berbagai macam lauk seperti daging ayam, tahu dan tempe, sayuran, telur dadar serta sambal goreng yang nikmat. 



Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe yang sudah ada sejak enam tahun lalu (2007) ini, sebelumnya adalah sebuah rumah makan biasa pada umumnya yang tidak ada perkembangan dan progress yang baik, tetapi Hj.Martini Juwita sebagai pemilik Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe mencoba menciptakan suatu kreasi nasi uduk yang tidak biasa berwarna ungu dan hijau. Ide membuat nasi uduk berwarna ungu dan hijau ini didapatkan nya bersama teman baiknya Nur yang sekarang menjadi Manager tetap Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe.  Ide nya ini di terima baik oleh masyarakat, pada awalnya nasi uduk ungu hanya di jual ketika ada suatu acara dan untuk catering saja, tetapi semakin banyak masyarakat yang menyukai rasa dari nasi uduk ungu ini sampai pejabat daerah. Hingga akhirnya, pada tahun (2013) Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe membangun cabang baru yang lebih besar dan luas. Tentu, perjuangan untuk tetap diminati banyak orang tidaklah mudah, jatuh bangun pernah di rasakan oleh Hj.Martini dan Nur ketika isu tentang pewarna buatan yang tidak alami, meresahkan keduanya. Tetapi isu tersebut tidak kunjung lama, ketika keduanya membuktikan bahwa nasi uduk ungu tersebut memakai bahan yang alami dan aman untuk di konsumsi. Nur menjelaskan kembali, nasi uduk ungu dan hijau terbuat dari bahan alami, dan tidak terbuat dari pewarna buatan. “Kalau nasi uduk ungu kita buat dari buah bit dan ubi ungu, sedangkan nasi uduk hijau di buat dari bayam dan sedikit tambahan cabai hijau” ujar Nur.

. Selain nasi uduk nya yang khas, Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe juga memberikan fasilitas yang berbeda untuk para pelanggan nya, yaitu dengan adanya live music dan interior bangunan yang menarik dengan menyediakan meja dan kursi dengan model yang berbeda-beda, infocus bagi kalangan yang membutuhkan serta terdapat bartender khusus bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana cafe yang berbeda dengan alunan musik yang enak di dengar sambil menyantap hidangan dan bercengkrama bersama teman dan keluarga. “Kita ada live music akustik juga yang ada setiap malam minggu, karena sebagian besar pelanggan kita anak-anak muda. Jadi kita buat suasana cafe lebih beda aja  apalagi kalau malam minggu selalu penuh.” Lanjut Nur. Yang menjadi daya tarik lain nya adalah, pegawai-pegawai nya yang ramah dan murah senyum ketika pertama kali menginjak kan kaki di Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe, senantiasa mengantar pelanggan ke meja masing-masing.

Menurut Laela salah satu pelanggan Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe, mengatakan selain nasi uduk ungu nya yang gurih dan lezat, juga sangat aman untuk dikonsumsi karena dari bahan-bahan yang alami. “Aku sering kesini, tempatnya juga cozy banget cocok buat anak-anak muda. Terus nasi uduk nya yang enak dan aman buat di makan”. Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe adalah satu-satunya rumah makan yang menyajikan nasi uduk ungu, dan hingga saat ini nasi uduk tersebut menjadi salah satu ikon Kota Sukabumi. Selain menyajikan kuliner khas sunda, Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe menyediakan makanan western, seperti Lasagna, Spagheti, Chinese Food dan lain-lain.

         Nasi uduk ungu tidak hanya terkenal di Kota Sukabumi saja, tetapi sudah terkenal sampai luar Jawa hingga mancanegara yang sebagian besar menjadi pelanggan tetap Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe. Hingga saat ini, Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe memiliki dua cabang yang lokasi nya berdekatan dan terletak di pusat Kota Sukabumi. Nur selaku manager, mengungkapkan sangat bangga karena Rumah Makan Mamih Ungu Resto dan Cafe yang ia bangun bersama sang pemilik Hj.Martini Juwita mendulang kesuksesan dan dapat dikenal hingga luar pulau Jawa dan mancanegara. “Yang terpenting untuk meraihn suatu kesuksesan, seseorang harus bekerja keras, rajin berdoa kepada yang Maha Kuasa untuk tetap diberikan jalan, selalu menciptakan sebuah ide yang baru lagi yang akan diterima baik oleh masyarakat serta yang terpenting dalam sebuah usaha adalah kejujuran.” Ujar Nur. Dengan demikian keduanya hingga kini akan tetap menjaga cita rasa dari nasi uduk ungu agar tetap di  Dengan demikian keduanya hingga kini akan tetap menjaga cita rasa dari nasi uduk ungu agar tetap di sukai oleh masyarakat.

Kategori Foto Jurnalistik dalam World Press Photo (WPP)

World Press Photo yang bermarkas di Amsterdam Belanda membagi beberapa kategori dalam foto jurnalistik yang kerap menjadi acuan saat memilih foto-foto jurnalistik mancanegara sebagai kandidat "Best Photo of the Year" yang diluncurkan setiap tahun.

Kategori World Press Photo pada tahun 2005 :

1. Spot News : Berisi tentang suatu peristiwa yang terjadi secara selintas/ seketika / tiba-tiba dan biasanya berlangsung begitu cepat. Bahan berita dalam kategori ini dikenal dengan nama hard news atau berita keras. Contoh : foto kecelakaan
2. People in the News : Menyajikan gambar dari tokoh, baik pejabat maupun rakyat biasa yang berada dalam satu peristiwa. Biasanya tokoh terkenal yang menjadi public figure. Penyajian nya biasanya dalam bentuk close up.

Bella 'Winxs', Sekolah Kesatuan Bogor
3. General News : Foto yang berisikan gambar dari suatu peristiwa yang terjadwal atau direncanakan sebelumnya. Biasanya berisikan gambar-gambar dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan lain-lain.

Suasana perpustakaan, Kampus Diploma IPB GG (foto: Desti)


4. Sport Action : Foto-foto yang merekam pertandingan olahraga yang disampaikan secara langsung. Biasanya memanfaatkan teknik pemotretan dengan prioritas diafragma dan kecepatan. 

Olahraga Bela Diri, Sempur Bogor (foto: Desti)

5. Sport Feature : Foto olahraga yang menceritakan kisah dibalik pertandingan yang terjadi, baik mengenai tokoh maupun suporter yang ikut menyaksikan pertandingan tersebut.

6. Contemporery Issuses : Foto berita yang menyajikan peristiwa yang sedang hangat dibicarakan masyarakat yang memiliki pengaruh nasional maupun global. 

7. Daily Life : Foto yang berisikan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kategori ini biasanya terdapat human interest. 

Dewanti Okta, Kampus IPB Gunung Gede (foto: Desti)

8. Portrait : Foto yang menceritakan orang dengan profesi, dimana melambangkan orang dan aktivitas yang sedang di geluti. Misalnya, profesi tukang becak, polisi dan lain-lain. 

Tukang Gorengan, Taman Kencana Bogor (foto: Desti)

9. Art and Entertainment : Menyajikan gambar dalam bidang seni, budaya dan kegiatan peragaan busana (fashion). 

Festival Budaya Komunikasi Diploma IPB(foto: Anggraeni)


10. Nature : Kategori foto yang didalamnya menyajikan hubungan antara manusia dengan lingkungan nya, serta akibat dari hubungan tersebut yang bisa berdampak postifi maupun negatif.
Sampah yang terdapat dalam lingkungan warga, Bogor (foto: Desti)

Kumpulan Video Podcast V-Vlop Group

V-Vlop adalah kelompok yang dibentuk pada praktikum new media yang diharuskan membuat sebuah video kompilasi bertemakan anak alay. Selama empat minggu diberi tugas untuk membuat sebuah video yang bertemakan anak alay dengan konsep yang berbeda. V-Vlop beranggotakan Frisca Artha Mulia, Desti Windiani, Erlangga Mahardika dan Muhamad Rudi Pratama.

Berikut adalah video podcast yang kami buat, selamat menyaksikan :)

                                                               MINGGU PERTAMA




MINGGU KEDUA




itulah video podcast yang dibuat, video podcast minggu ketiga dan minggu terakhir nya menyusul ya :)

Mengenal Komunitas Pecinta Hewan asal Kota Bogor

Mata kuliah Komunikasi Kelompok saya dapatkan pada saat semester dua yang salah satu tugasnya adalah mengenal suatu komunitas tertentu dan mewawancarai komunitas tersebut. Tugas ini diperuntukan untuk kelompok, dan ketika kelompok dibentuk saya berkesempatan bekerja sama dengan teman-teman baru kelompok saya yaitu ada Anggraeni Hanna, Febriyanti, Silvi Yurisa dan Zilsy Zikrina. Begitu banyak komunitas yang terdpat di kota Bogor sehingga agak sulit untuk mencari komunitas yang sesuai untuk kelompok kami. Dari kelompok yang ada, mereka mewawancarai komunitas seperti, komunitas gingerboard, komunitas vespa, komunitas panjat tebing dan lain-lain. Lalu kelompok kami memutuskan untuk mencari komunitas yang sesuai dengan kami yang semua anggota nya menyukai hewan. Pada akhirnya kami memilih komunitas pecinta hewan yang ada di kota Bogor, yaitu Komunitas Careuh Kujang. Dan pada saat itulah kami menemui komunitas ini yang biasanya mengadakan gathering diberbagai tempat di kota Bogor salah satunya di Taman Kencana dan Plaza Ekalokasari.

Bedasarkan informasi yang kami dapat saat mewawancari salah satu anggota komunitas Careuh Kujang adalah :

    1. Latar belakang terbentuknya Komunitas Careuh Kujang

      Bales dalam catchcart dan samovar (1947) mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam satu pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana setiap anggota kelompok mendapat kesan atau peningkatan antara satu sama lainya yang cukup jelas, sehingga angota-anggota kelomopok, baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesuadahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.

      Alasan kami membentuk kelompok pecinta hewan ini karena masing-masing anggota mempunyai alasan yang sama dalam menentukan kegemaran masing-masing. Selain itu, kelompok pecinta hewan sangat memberikan dampak yang positif dan bermanfaat bagi anggota maupun masyarakat.

      2. Profil anggota Komunitas Careuh Kujang

            Komunitas ini terdiri atas anggota-anggota yang memiliki kesayangan terhadap hewan yang sangat tinggi. Yang tergabung dalam komunitas ini pun berasal dari kalangan yang beragam, di mulai dari pelajar SMP, SMA, mahasiswa sampai orang-orang yang telah memiliki pekerjaan pun ikut bergabung dalam komunitas pecinta hewan ini. Mereka tergabung atas satu persamaan yaitu orang-orang yang sangat peduli dan sayang terhadap hewan. Jumlah anggota komunitas pecinta hewan ini kurang lebih enam puluh orang.
      3. Aktifitas / Kegiatan Komunitas Careuh Kujang
          Komunitas ini mempunyai jadwal rutin dan teratur, biasanya menetapkan jadwal untuk berkumpul rutin pada hari jumat setiap dua minggu sekali. Kegiatan yang dilakukan pada saat berkumpul yaitu saling berbagi mengenai hal-hal baru mengenai hewan, saling bertanya dan memberikan masukan mengenai permasalahan seputar hewan yang dipelihara. Dalam perkumpulan ini pertemuan tatap muka sangat penting, karena disinilah kesempatan mereka untuk mengembangkan komunitas mereka ini.

               Kegiatan yang lain yaitu komunitas hewan ini sering melakukan acara bakti sosial untuk membantu saudara yang kurang mampu. Kegiatan sosialisai ini dilakukan disuatu tempat umum dan mereka membawa hewan peliharaan mereka masing-masing untuk menarik masyarakat, sehingga mereka bisa mengumpulkan dana untuk acara bakti sosial yang mereka adakan. Kelompok ini sering mengikuti lomba dan festival. Untuk lomba-lomba itu sendiri biasanya ditentukan berdasarkan jenisnya. Misalnya saja pada saat perlombaan yang diadakan untuk musang, kelompok musang mereka pun mengikuti lomba ini dan mendapatkan juara satu di BNR.

      4. Hambatan yang pernah di hadapi Komunitas Careuh Kujang

      Hambatan yang biasanya mereka alami datang dari anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai ego masing-masing. Berdasarkan penuturan salah satu anggota komunitas, ada beberapa anggota kelompok yang kurang sadar untuk datang dan menghadiri pertemuan rutin. Adapula perselisihan paham yang di dasarkan pada kemauan individu yang berbeda. hal ini diakibatkan oleh beragamnya watak individu perorangan. Permasalahanya yaitu hanya dalam penyatuan pendapat. Terkadang ada permasalahan yang dialami dari hewan itu sendiri, ketika hewan itu sedang mengalami depresi. Anggota kelompok harus mulai melatih ataupun menjinakan nya.

      5. Prestasi yang pernah di raih oleh Komunitas Careuh Kujang


           Komunitas ini telah beberapa kali mendapatkan juara yaitu, juara pertama dalam perlombaan musang. Selain itu mereka juga mendapatkan juara 3 musang bulan di WTC. Untuk hewan jenis lainnya pun ada yang mengikuti lomba dan mendapatkan juara, seperti juara satu sugar glaider. Hal ini membawa semangat sendiri bagi anggotanya untuk berprestasi bersama hewan-hewan kesayangan mereka.




      DOKUMENTASI



























      Kesimpulan kami adalah bahwa banyak anggapan masyarakat yang keliru akan keberadaan hewan yang dianggap berbahaya, seperti ular, musang, otter dan hewan lain nya. Komunitas Careuh Kujang ini, memberikan pengetahuan dan kegiatan yang bermanfaat untuk mengenal lebih dekat dengan hewan ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa tersebut.

      Followers